"Jangan pernah takut untuk bermimpi, karena kau tak pernah tahu kapan mimpimu itu akan menjadi kenyataan..,"
Sebenarnya, tak ada niat sama sekali untuk membuat sebuah cerita bertema bawang seperti ini. Hanya saja, saat itu aku benar-benar kepepet. Tak ada satu ide pun, yang aku rasa menarik. Sementara deadline yang telah ditentukan dari penerbit hanya dalam hitungan pekan.
Satu waktu, tanpa sadar aku sengaja mengamati kelakuan salah seorang keponakan yang sangat memusuhi bawang. Begitulah, anak itu lebih rela tidak ikut makan segala makanan yang berbau bawang. Biarpun makanan kesukaannya.
Hingga akhirnya, mengalirlah ide mengenai petualangan seorang anak laki-laki yang bernama Odet ini di negeri bawang. Sungguh, semua ide ini mengalir begitu saja tanpa disengaja. Jadi, kalau ada orang yang bilang 'kepepet is the best' aku setuju sekali.
Sebab terkadang, kemampuan seseorang bisa muncul karena dia tertekan. Namun, bila cerita tersebut aku selesaikan saat ini, saat di mana aku sedang senggang, mungkin akan lain ceritanya. Terlepas dari semua kisah suka dukanya, aku bersyukur bisa menyelesaikannya tepat waktu. ^_^
http://titikmakna.blogspot.com/2012/02/tiket-ekonomi-pun-tak-apalah.html
http://titikmakna.blogspot.com/2012/03/kepepet-is-best.html
Setelah hampir setahun menunggu, akhirnya buku ini dirilis juga. Sungguh rasanya masih tak percaya, kalau hasil kerja keras selama ini sudah bisa terlihat hasilnya. Buku solo pertamaku, yang mendapatkan kesempatan terbit di salah satu penerbit ternama di negeri ini. Alhamdulillah...
Hidup itu, anugerah... karena Allah masih memberikan kita kesempatan untuk tetap berjuang, bersabar serta bersyukur. Agar dapat menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya...
Kamis, 20 September 2012
Senin, 10 September 2012
Kelinci Noni
Cerpen
“Olly..Olly..
dimana kamu!” panggil Noni sambil terus berusaha mencari Olly.
Olly
adalah boneka kelinci milik Noni. Walaupun penampilannya sudah lusuh dan
telinga panjangnya yang hanya tinggal sebelah, namun Noni tetap saja sayang
padanya. Hingga selalu dibawanya kemana pun dia pergi .
“Kak
Didit, liat Oly nggak?” tanya Noni sedikit ragu.
“Nggak..!”
jawab Didit acuh tak acuh.
“Bantuin
nyari, dong!” rengek Noni lagi.
“Gak
mau ah!”
“Ayolah
kak, nanti jatah ice cream Noni buat
kakak aja, deh!”
“Mmm,
baiklah.”
Kemudian
keduanya mulai mencari Olly ke sekeliling rumah. Hingga rumah terlihat
berantakan. Tapi Olly masih saja belum ditemukan.
“Hhh, sebenarnya kamu meletakkannya
dimana?”
“Ya
gak tahu. Noni lupa!”
“Mungkin,
ketinggalan di rumah Pipit, waktu kamu main di sana!” duga Didit.
“Nggak.
Hari ini Noni gak kemana-mana.”
Ngg…gg...
w
Sudah
cukup lama mereka mencari, hingga tak terasa hari semakin sore. Namun Olly
masih juga, belum ditemukan.
‘Krieet….’
Tiba-tiba
saja terdengar suara pintu dibuka. Tak lama kemudian, Ayah muncul sambil
berucap “Assalamualaikum.”
Namun
Noni dan Didit sama-sama diam. Tak seorangpun diantara mereka yang mau menjawab
salam Ayah. Ayah heran. Tak biasanya, kedua anaknya bersikap aneh seperti itu
“Kok,
salamnya gak dijawab. Jawab salam itu hukumnya wajib lho!” kata Ayah
mengingatkan.
“Eh
Noni, kenapa cemberut!” tegurnya lagi sambil membuka sepatu.
Noni
diam saja sambil menghambur ke pelukan Ayah.
“Si
Olly.. hilang!” ucap Didit dengan ketus sembari berbaring di atas karpet.
“Ya
sudah, nanti kita beli lagi yang baru, ya!” hibur Ayah sambil melangkah menuju Lemari es lalu
membukanya.
“Apa
ini?” tanyanya heran ketika melihat ada
benda aneh yang terjatuh dari dalam frezeer.
“Mana…?”
Didit penasaran dan bergegas menghampiri Ayah.
“Ooh,
ini kan si Olly. Boneka yang kita cari sedari tadi.” ujar Didit.
“Jadi
ini, Si Olly yang kalian cari?” tanya Ayah memastikan
Didit
mengangguk mengiyakan, lalu memanggil Noni, adiknya, “Noni...Noni, kemari! Lihat
si Olly udah ketemu!” serunya.
Noni
menoleh. Dia jadi penasaran. Apa benar, si Olly sudah ditemukan? Tapi,
bagaimana kalau Kak Didit bohong? Biasanya juga, begitu. Dia itu kan jahil,
suka sekali mengelabui Noni. Ah semoga, kali ini kak Didit tak membohonginya
lagi.
Diam-diam,
Noni datang menghampiri Ayah dan kak Didit. Dan benar saja. Kini, boneka itu
masih tergeletak di atas meja. Namun Olly sudah tak terlihat seperti boneka
kelinci lagi. Hampir seluruh bulunya dipenuhi bunga-bunga es.
“Olly..!! Ternyata kita masih bisa bertemu!”
pekik Noni girang sambil memeluk boneka itu erat-erat.
“Uuh!
gara-gara dia, semua orang sibuk
dibuatnya!” gerutu Didit.
“Biarin
yang penting Olly kan boneka kesayangan Noni. Kak Didit iri, kan? Gak punya
boneka. We..!!” ledek Noni.
“Nggak!
anak laki-laki itu gak butuh boneka.We…!”
balas Didit tak mau kalah.
“Sudah
- sudah! Siapa yang mau ice cream!”
lerai Ayah sambil membawa beberapa cup ice
cream yang sudah mulai mencair.
w
Paris van Java, 1
Muharam 1428 H
Minggu, 09 September 2012
Alamat Media
1. Republika
sekretariat@republika.co.id, aliredov@yahoo.com
Tidak ada pemberitahuan dari redaksi terkait pemuatan cerpen. Sudah
lama tidak memuat puisi. Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak),
tetapi—pengalaman beberapa rekan penulis, harus sabar menagih ke redaksi
beberapa kali agar segera cair.
2. Kompas
opini@kompas.co.id, opini@kompas.com
Ada konfirmasi pemuatan cerpen/puisi dari redaksi via email. Honor
cerpen Rp. 1.o00.000,- (tanpa potong pajak), honor puisi Rp. 500.000,-
(tanpa potong pajak–referensi Esha Tegar Putra), seminggu setelah
pemuatan, honor sudah ditransfer ke rekening penulis.
3. Koran Tempo
ktminggu@tempo.co.id
Biasanya Nirwan Dewanto—penjaga gawang rubrik Cerpen Koran Tempo,
meng-sms penulis terkait pemuatan cepen/puisi jika penulis mencantumkan
nomer hp di email pengiriman. Honor cerpen tergantung panjang pendek
cerita, biasanya Rp. 700.000,- honor puisi Rp. 600.000,- (pernah Rp.
250.000,- s/d Rp. 700.000, referensi Esha Tegar Putra), ditransfer
seminggu setelah pemuatan.
4. Jawa Pos
sastra@jawapos.co.id
Jawa Pos menerima karya-karya pembaca berupa cerpen dan puisi atau
sajak. Cerpen bertema bebas dengan gaya penceritaan bebas pula. Panjang
cerpen adalah sekitar 10 ribu karakter. Honor cerpen Rp. 1.o00.000,-
(potong pajak), honor puisi Rp. 500.000,- (referensi Isbedy Stiawan Zs),
ditransfer seminggu setelah cerpen/puisi dimuat.
5. Suara Merdeka
swarasastra@gmail.com
Kirimkan cerpen, puisi, esai sastra, biodata, dan foto close up Anda.
Cerpen maksimal 9.000 karakter termasuk spasi. Honor cerpen Rp.
350.000,- (potong pajak), honor puisi Rp. 190.000,- (tanpa potong
pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan
honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen. Bisa diambil langsung ke
kantor redaksi atau kantor perwakilan redaksi di kota Anda—jika ada.
6. Suara Pembaruan
koransp@suarapembaruan.com
Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), hubungi redaksi via
email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil
langsung ke kantor redaksi.
7. Suara Karya
redaksi@suarakarya-online.com, amiherman@yahoo.com, redaksisk@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via
email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil
langsung ke kantor redaksi.
8. Jurnal Nasional
tamba@jurnas.com, witalestari@jurnas.com
Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), hubungi redaksi via
email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil
langsung ke kantor redaksi.
9. Seputar Indonesia
redaksi@seputar-indonesia.com, donatus@seputar-indonesia.com
Tidak setiap hari Minggu memuat cerpen. Honor cerpen Rp. 400.000,-
(potong pajak), honor puisi Rp. 190.000,- (tanpa potong pajak), hubungi
redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa
diambil langsung ke kantor redaksi.
10. Pikiran Rakyat
khazanah@pikiran-rakyat.com, ahda05@yahoo.com
Cerpen tayang per dua mingguan. Honor cerpen Rp. 350.000,- (tanpa
potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi
pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.
11. Tribun Jabar
cerpen@tribunjabar.co.id, hermawan_aksan@yahoo.com
Selain ada cerpen berbahasa Indonesia setiap Minggu, juga ada cerpen
bahasa Sunda setiap hari Kamis bersambung Jumat. Honor cerpen Rp.
200.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
12. Kedaulatan Rakyat
redaksi@kr.co.id, jayadikastari@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 400.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
13. Joglo Semar (Yogyakarta)
harianjoglosemar@gmail.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
14. Minggu Pagi (Yogyakarta)
we_rock_we_rock@yahoo.co.id
Terbit seminggu sekali setiap Jumat. Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi
redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa
diambil langsung ke kantor redaksi
15. Surabaya Post
redaksi@surabayapost.info, surabaya_news@yahoo.com, zahira@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- (potong pajak) hubungi redaksi via
email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil
langsung ke kantor redaksi.
16. Radar Surabaya
radarsurabaya@yahoo.com, diptareza@yahoo.co.id
Honor cerpen Rp. 200.000,- (potong pajak) hubungi redaksi via
email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil
langsung ke kantor redaksi.
17. Lampung Post
lampostminggu@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 200.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, bisa diambil langsung ke kantor redaksi atau
minta tolong teman yang ada di Lampung untuk mengambilkan ke kantor
redaksi.
18. Berita Pagi (Palembang)
huberitapagi@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen, atau
bisa diambil langsung ke kantor redaksi.
19. Sumatera Ekspres (Palembang)
citrabudaya_sumeks@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen, atau
bisa diambil langsung ke kantor redaksi.
20. Padang Ekspres
yusrizal_kw@yahoo.com, cerpen_puisi@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- s/d Rp. 125.000,- honor puisi Rp. 75.000,-
hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor,
jangan lupa tanggal pemuatan cerpen, bisa diambil langsung, atau minta
tolong teman mengambilkan honor ke kantor redaksi.
21. Haluan (Padang)
nasrulazwar@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- honor puisi Rp. 100.000,- hubungi redaksi
via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal
pemuatan cerpen, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.
22. Singgalang (Padang)
hariansinggalang@yahoo.co.id, a2rizal@yahoo.co.id
Honor cerpen Rp. 50.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
23. Riau Pos
budaya_ripos@yahoo.com, habeka33@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
24. Sumut Pos
redaksi@hariansumutpos.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
25. Jurnal Medan
nasibts@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
26. Analisa (Medan)
rajabatak@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
27. Sinar Harapan
redaksi@sinarharapan.co.id, blackpoems@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
28. Jurnal Cerpen Indonesia
jurnalcerpen@yahoo.com, jurnalcerita@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 250.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
29. Majalah Horison
horisoncerpen@gmail.com, horisonpuisi@gmail.com
Honor cerpen Rp. 350.000,- honor puisi tergantung berapa jumlah puisi
yang dimuat, biasanya dikirimi majalahnya sebagai bukti terbit. Hubungi
redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor atau bisa
diambil langsung ke kantor redaksi, dan kadang honor dikirim via wesel
jika tidak ada nomer rekening.
30. Majalah Esquire
cerpen@esquire.co.id
Honor cerpen Rp. 1.000.000,- (potong pajak), hubungi redaksi via
email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil
langsung ke kantor redaksi.
31. Majalah Sabili
elkasabili@yahoo.co.id
Honor cerpen Rp. 200.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
32. Majalah Suara Muhammadiyah
redaksism@gmail.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
33. Majalah Ummi
kru_ummi@yahoo.com
Tema cerpen seputar keluarga dan rumah tangga. Honor cerpen Rp. 250.000,- ditransfer paling telat satu bulan setelah pemuatan.
34. Majalah Kartini
redaksi_kartini@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 400.000,- Sebulan setelah pemuatan honor ditransfer ke rekening penulis.
35. Majalah Alia
majalah_alia@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 300.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
36. Majalah Femina
kontak@femina-online.com, kontak@femina.co.id
Honor cerpen Rp. 850.000,- dan cair seminggu setelah dimuat.
37. Majalah Sekar
sekar@gramedia-majalah.com, majalahsekar@gmail.com
Honor cerpen Rp. 400.000,- dibayar sebulan setelah majalah terbit.
38. Majalah Story
story_magazine@yahoo.com
Tema cerpen khas ala remaja/teenlit. Konfirmasi pemuatan cerpen via
telepon dari redaksi Story. Antrian pemuatan panjang, bisa 6 bulan
sampai setahun. Honor cerpen Rp. 250.000,- maksimal sebulan setelah
pemuatan honor sudah ditransfer ke rekening penulis.
39. Majalah Gadis
redaksi.gadis@feminagroup.com
Tema cerpen khas ala remaja/teenlit. Honor untuk Percikan (cerpen mini
tiga halaman) Rp. 500.000,- Honor untuk Cerpen Rp. 850.000,- ditransfer
seminggu setelah majalah terbit.
40. Majalah Annida-online
majalah_annida@yahoo.com
Ada konfirmasi pemuatan cerpen via email redaksi Annida-online. Honor
cerpen Rp. 50.000,- honor epik (cerita kepahlawanan) Rp. 100.00,-
maksimal sebulan setelah pemuatan honor sudah ditransfer.
41. Majalah Bobo
bobonet@gramedia-majalah.com
Honor cerpen Rp. 250.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
42. Kompas khusus Cerpen Anak
opini@kompas.co.id, opini@kompas.com
Pada subjek email ditulis CERPEN ANAK: JUDUL CERPEN. Honor cerpen Rp.
300.000,- Resensi buku anak honor Rp. 250.000,- Honor cair tiga hari
setelah pemuatan.
43. Tabloid Nova
nova@gramedia-majalah.com
Honor cerpen Rp. 400.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk
konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor
redaksi.
Kamis, 06 September 2012
Novel Anak
Novel anak terbagi dua:
1) Novel untuk kelas rendah,
yakni anak kelas 1-3 SD
Sering
disebut juga first novel (FN) karena bukunya tipis sekali, hanya 60-80
hlm
Bentuk Novel
seperti itu, merupakan peralihan dari picture book ke novel
2) Novel untuk kelas atas, yakni anak kelas 3-6 SD
2) Novel untuk kelas atas, yakni anak kelas 3-6 SD
~ Biasanya, naskah novel
yang dibutuhkan penerbit itu kurang lebih 100-200 hlm A4; 1,5 spasi atau
sekitar 160-240 hlm buku.
~ Bahasa, sudah bisa explore
~ Bahasa, sudah bisa explore
~ Tema yang diangkat, biasanya
tentang pembentukan karakter, sosial, persahabatan, pengetahuan umum, keluarga,
dan lingkungan.
~ Tema-tema sosial juga sangat
dianjurkan karena pembacanya pasti banyak. Namun hingga kini, tema yang
paling disukai pasar masih tetap humor dan misteri
~ Kita bisa juga menulis novel
sedih, karena bagaimana pun anak-anak juga harus tahu, apa itu sedih. Jadi tema
apapun boleh ditulis asal sesuai dengan pembacanya.
Contoh:
* 5 Sekawan, termasuk novel
detektif
* lupus kecil, faris dan haji
obet, termasuk novel humor.
* Serial Trio Ucul, karya Tria
Ayu dan kelas ajaibnya mas benny
* Tema-tema sosial yang seru
tentang persahabatan. Misal Gang penyuka kelinci
* contoh novel sedih: si Jamin
dan si Johan (malah jadi karya sastra), Ratapan Anak Tiri serta Kiambang
Bertaut
Bab
Idealnya, bab buat novel 3-8
hlm cukup; A4; 1.5spasi. Bab sebaiknya diolah sedekian rupa sehingga tidak
monoton misal bab I seneng, bab II sedih, bab III datar, bab IV seneng, Bab V
sedih. Namun, jumlah bab tidak dibatasi, sesuai dengan kebutuhan saja.
Meski yang paling penting
adalah isi bab, namun tidak ada salahnya bila kita juga memperhatikan judul
Babnya juga. Jadi, jangan asal bikin. Misal: nama hewan, nama bunga, atau
dengan sesuatu yang metaforis.
Judul Bab
~ bab harus menggambarkan isi bab, lalu dicari metaforisnya.
~ mangandung kata misterius bikin penasaran mengandung rima, bikin senyum.
contoh: Gara-Gara Agar-Agar
~ mengandung kejahatan: "Pencurian Sendal Jepit"
~ mengandung futuristik: "Bandung tahun 2030"
Contoh:
judul bab pada novel Matahari Kecil (membuat metaforis perjalanan matahari)
Bab 1 terbit,
Bab 2 sepenggalah,
Bab 3 terik
Bab 4 condong,
Bab 5 tenggelam
~ bab harus menggambarkan isi bab, lalu dicari metaforisnya.
~ mangandung kata misterius bikin penasaran mengandung rima, bikin senyum.
contoh: Gara-Gara Agar-Agar
~ mengandung kejahatan: "Pencurian Sendal Jepit"
~ mengandung futuristik: "Bandung tahun 2030"
Contoh:
judul bab pada novel Matahari Kecil (membuat metaforis perjalanan matahari)
Bab 1 terbit,
Bab 2 sepenggalah,
Bab 3 terik
Bab 4 condong,
Bab 5 tenggelam
Bab berirama maksudnya,
~ bikin pembaca penasaran
~ bikin pembaca tidak
bosan
~ bikin pembaca pengen terus
membacanya
Opening
1) bisa dengan kalimat
langsung, contoh; "Hai kamu!" teriak Meti.
2) bisa dengan kalimat deskriptif: memaparkan si tokoh, setting, masalah yg dihadapi si tokoh
2) bisa dengan kalimat deskriptif: memaparkan si tokoh, setting, masalah yg dihadapi si tokoh
3) bisa dengan sepotong
kalimat: puisi, pantung, berita di Koran
4) bisa dengan bunyi-bunyian:
suara air, suara seruling, suara kentut
5) bisa dimulai dari konflik
atau pengenalan karakter?
6) dengan potongan lagu
Untuk membuat sebuah novel,
perlu adanya observasi. Sekalipun itu novel fiksi. Supaya karakternya kena dan
ceritanya nggak ngawur. Observasinya, nggak harus seperti peneliti, paling
nggak kita nangkep secara keseluruhan.
Nah, karena ini novel, dari
awal sebisa mungkin kita sudah bisa mengolah emosi pembaca lewat bab-bab yang
akan kita buat. Di mana, cara penulisannya bisa bertahap, bisa konflik dulu
atau karakter dulu, sesuai dengan cerita yg akan kita buat, jadi nggak ada
patokan.
Tokoh
Tokoh dalam novel, sebaiknya
tidak lebih dari 3 orang (tokoh utama). Tokoh utama sebaiknya tokoh anak,
karena ini novel anak.
Sementara itu, untuk tokoh
pendukung boleh berapa pun, asal tetap berperan. Perubahan karakter dalam novel
sangat dimungkinkan.
Cara memunculkan tokoh bisa
pelan-pelan, jadi bisa satu persatu
Nasihat Orang Tua
a. boleh saja, asal bukan dia yang kemudian memutuskan solusi untuk si anak
b. hanya bagian dari dalam rangka mengungkap kasus atau persoalan
a. boleh saja, asal bukan dia yang kemudian memutuskan solusi untuk si anak
b. hanya bagian dari dalam rangka mengungkap kasus atau persoalan
Dalam teknis kita akan bahas;
1. bagaimana menggali ide
2. mengawali sebuah novel
3. pembagian bab
4. ending
Bagaimana menggali ide?
Ada banyak cara, diantaranya:
1) Dari tingkah laku
anak,
misal: anak yang
aktif sekali, dan hanya diem kalau dikasih suara seruling pasti pembaca akan
tanya:
* ada apa
dengan suara seruling?
* apakah ada
kisah di balik suara seruling itu?
* apakah
semua suara seruling membuat dia jadi diam?
* atau suara
seruling tertentu?
* bagaimana
dengan suara lainnya?
Jwb: mungkin
itu suara yg sangat berkesan buat si tokoh utama
2) Dari sistem belajar mengajar
3) Dari keluhan siswa atau
orangtua
4) Dari Anak Jalanan
5) Dari Binatang
Peliharaan
6) Dari Tanaman
7) Dari Buku Pelajaran
Kenapa suatu cerita bisa
berkesan?
karena ada keterikatan batin
antara pembaca dengan si tokoh utama
Cara untuk mempertajam konflik
dengan bertanya pada satu titik
yg mengarah pada ide tadi
dari pertanyaan-pertanyaan tadi
kita coba urai satu-satu jawabannya hingga menemukan satu titik. Jadilah kira-kira
matrik atau drafnya mungkin seperti ini ...
1. Anak perempuan yg hanya bisa
diem karena suara seruling
2. Anak perempuan itu suka
dengan suara seruling karena suara itu sangat akrab dengannya
3. Suara seruling itu membuat
dia teringat dengan adiknya
4. Anak perempuan itu ternyata
terpisah dengan adiknya saat ada gempa di daerahnya
5. Anak perempuan itu ternyata
sekarang tinggal dengan keluarga angkatnya
(Kelima hal tersebut termasuk
clue)
kalau sudah nemu dan tajem
konfliknya, baru kita cari ending neh
6. Endingnya: suatu kali anak
itu sedang lari pagi bareng kakak angkatnya
di dekat alun-alun mendengar
suara seruling anak itu kemudian mendekat
ternyata di alun-alun itu ada
pengamen kecil meniup seruling. pengamen itu buta.
(kita buat dramatis)
anak perempuan itu bengong
melihat pengamen kecil itu
setelah pengamen selesai
memainkan serulingnya, penonton melempar recehan. Anak perempuan itu pun
menitikan air mata,
anak perempuan itu mendekat dan
tanya namanya;
ternyata anak kecil itu
adiknya, yg sekatang buta karena gempa,
5 hal tersebut yang nanti akan diurai dalam
bab-bab, itu hanya garis besar >> kira-kira seperti itulah,
untuk mempertajam konflik. Dari sini kita urai bab per-bab
Agar cerita yang kita buat
tidak mirip dengan cerita orang lain, kita bisa mengolah
* bagaimana openingnya
* mengatur konfliknya
* menyelesaikan konfilknya
* karakternya dsb
Alur
Hanya ada 2 yakni alur maju dan
alur mundur. Dalam novel atau cerita apapun, alur mundur itu hanya untuk
memperkuat karakter dan memperkuat konflik
sebaiknya alur mundur itu
ditempatkan pada tempatnya: misal untuk memperkuat karakter
contoh alur mundur: (yang
memperkuat konflik)
Saat dia mendengar suara
seruling itu, dia terdiam beberapa jenak. Dia teringat ombak tsunami yang
menggulung rumahnya beberapa tahun lalu. Ombak yang membuat dia sekarang
sebatang kara.
Contoh lagi:
Setiap dia membantu Bi Nah
mencuci piring, dia melihat senyum ibunya yang sekarang entah di mana. Senyum
itu begitu terlihat menenangkan. Senyum yang selalu muncul dalam piring-piring
yang dia cuci, seolah mengingatkan dia, untuk selalu membantu siapapun di mana
pun kita berada.
anak peniup seruling itu
mengingatkan dia pada adiknya. Tanda hitam di dahinya sama persis. Perlahan dia
mendekat, lalu memegang tangan bocah lelaki itu.
"Nama kamu Sam?"
tanya anak perempuan itu.
Bocah laki-laki itu mengangguk.
"Eh kamu siapa?"
"Samratulagi? Dari Aceh?
Dan kamu punya kakak bernama Irma?"
Bicah laki-laki itu kembali
mengangguk.
"Kok, kakak tau?"
tanya bocah laki-kali itu.
Bocah lelaki itu menepiskan
tangannya dan berusaha menjauh, seperti ketakutan
"Iya ... karena ... karena
... aku Irma, kakak kamu"
mereka pun berangkulan
Nah… ini namanya trik bikin
ending yang keren, hehehe
Konflik
Konflik itu masalah atau
sesuatu yang menjadi pusat dalam sebuah novel
dengan konflik:
* novel jadi lebih berisi
* tokoh jadi lebih berkarakter
dengan tokoh:
* setting jadi makin kuat
* novel akan mengandung nilai
pendidikan bagi pembacanya
Konflik tidak harus ada pada
setiap bab, tapi paling nggak ada yang disuguhkan kepada pembaca. Salah
persepsi, salah tanggap, salah komunikasi itu menjadi bagian dari konflik.
Sebaiknya dalam novel ada 1 konflik utama dan 1-2 konflik pendukung. Contoh:
1. Konflik utamanya ... Anak
itu gak bisa diem kecuali denger suara seruling
2. Konflik pendukung ... si
kaka (yg angkat dia) penasaran, apa yg bikin dia seperti itu
Jadi dalam sebuah novel konflik
pendukung sangat penting supaya kita tidak kehabisan ide cerita. Konflik
pendukung juga akan memperkuat cerita
Pembabakan
dalam ide di atas: bisa saja
pembabakannya begini
Bab 1: Anak-anak heran dengan tingkah laku anak perempuan (tokoh utama) yang gak bisa diam, kecuali kalau mendengar suara seruling
Bab 2: Si Kaka (anak dari org tua angkat si tokoh utama) menyelidiki keganjilan itu
Bab 3: Tokoh utama mengungkapkan kalau setiap mendengar suara seruling itu seperti mengingat sesuatu, tapi dia lupa, apa itu.
Bab 4: tokoh utama dibawa ke dokter, ternyata memang ada amnes dikit di kepala bekas bencana itu
Bab 5: si tokoh utama diceritakan terus menerus tentang kejadian bencana yang membuatnya dibawa ke sini
Bab 1: Anak-anak heran dengan tingkah laku anak perempuan (tokoh utama) yang gak bisa diam, kecuali kalau mendengar suara seruling
Bab 2: Si Kaka (anak dari org tua angkat si tokoh utama) menyelidiki keganjilan itu
Bab 3: Tokoh utama mengungkapkan kalau setiap mendengar suara seruling itu seperti mengingat sesuatu, tapi dia lupa, apa itu.
Bab 4: tokoh utama dibawa ke dokter, ternyata memang ada amnes dikit di kepala bekas bencana itu
Bab 5: si tokoh utama diceritakan terus menerus tentang kejadian bencana yang membuatnya dibawa ke sini
bab 6: tokoh utama mulai inget
sepotong-sepotong
bab 7: tokoh utama dibawa ke
tempat gempa. dia makin inget.
bab 8: terus bab-bab
menjelang ending, sebagai clue ...
di mana si tokoh utama selalu
diperdengarkan seruling hingga makin inget
Kalau lihat bab-bab tadi ...
akan kerasa kan naik turunnya
* kapan harus sedih, kapan
harus senyum
* kapan harus deg2an dst
kira-kira begitulah dalam
membuat bab
Point of View
Penulis yang tahu segala itu
sama dengan orang ketiga. Jadi nggak ada, sudut pandang penulis segala tahu,
yang ada POV org ketiga.
Penulis bisa menceritakan
semua yg dialami si tokoh. Nah, yang agak susah kalau sudut pandang orang
pertama (Aku-an), penulis menjadi tokoh aku yg gak bisa ceritain
temen-temennya. Jadi, yang ada POV orang pertama dan orang ketiga
Kalau kita sudah
berhasil menyelesaikan sampai bab perbab, percayalah, novel kita itu sudah
selesai 50%... bayangkan, 50%
Langganan:
Postingan (Atom)
Dompet Baru
"Cieee, ada yang punya dompet baru, nih!" cetuluk Dinny yang baru tiba di kostan. "Iya, hehe... Dompet dibeliin Emih pas mu...
-
Tahun ini Adzka tidak aktif di KPC, karena lebih fokus pada UN, katanya. Meski begitu, dia tetap berprestasi. Kedua cerpen ini, dimuat di ...
-
Pagi itu, seperti biasanya aku membuka facebook untuk mengecek pekerjaan dan sejumlah info lainnya. Ternyata ada inbox dari salah seorang...
-
Main sudah, mencicipi kuliner juga sudah. Tapi kalau belum menyempatkan diri jalan-jalan di kota Kembang? Rasanya, masih ada yang kurang. P...