Minggu, 26 Mei 2013

Misteri Hilangnya Awug

Sejak semalam, hujan masih terus mengguyur kawasan Bandung dan sekitanya. Begitu pun dengan pagi ini, meski hujan baru saja berhenti. Namun hawa dingin yang menusuk tulang serta kabut yang masih membalut seputaran kota kembang membuat orang-orang merasa enggan untuk memulai aktifitasnya. Apalagi sampai keluar rumah. Begitu pula denganku. Ingin rasanya menarik selimut hangat lalu kembali tertidur lelap. 
Namun pagi ini, ada agenda yang sudah menanti. Yup pagi ini, 25 Mei 2013 Forum Penulis Bacaan Anak akan kembali menggelar "Pesta Awug."  Sebuah acara tahunan dalam memperingati Ulang Tahunnya yang ketiga. Jadi, lupakan malas dan segera meluncur ke TKP. 
Dalam event kali ini, Forum Penulis Bacaan Anak bekerjasama dengan Ibu-Ibu Doyan Nulis mengusung tema "Cerita 3 Titik"  mulai pukul 08.00-13.00 WIB. Ada jalan santai mulai dari titik nol Bandung hingga ngobrol santai "Antara Penulis, Blog, dan Personal Branding" di Lantai tiga Bandung Indah Plaza.
Seperti yang sudah diagendakan, kami diminta berkumpul di Titik Nol. Di manakah itu? Titik Nol kota Bandung terletak di pusat kota, tepatnya di Jalan Asia Afrika. Hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari alun-alun kota Bandung.
Lebih tepatnya berada di depan sebuah Hotel bergaya Art Deco, Savoy Homann Bidakara. Hotel Savoy Homann ini merupakan hotel tertua di kota Bandung. Presiden RI pertama Ir. Soekarno dan Komedian Dunia Charlie Chaplin pernah singgah ke tempat ini.
Titik Nol ini ditandai oleh sebuah monumen kecil setinggi kurang lebih satu meter ini, banyak menyimpan sejarah panjang pembangunan kota Bandung. Titik Nol juga merupakan tempat di mana Daendels menancapkan tongkatnya dan meminta untuk segera membangun kota ini. Oleh karena itu, titik nol masih dianggap sebagai titik pusat pembangunan Bandung.
Ternyata cuaca mendung, cukup membawa berkah. Jalan Asia Afrika yang biasanya tak pernah lepas dari kemacetan, saat ini benar-benar sepi dan lengang. Hingga aku tak memerlukan waktu yang lama untuk tiba di tempat tujuan. Hhh, andai saja setiap hari seperti ini. 
Rupanya sudah ada t’Tethy Ezokanzo bersama Thariq putranya sudah menunggu.  Kami sengaja menunggu di toko Kimia Farma - Braga. Kebetulan ada bangku di sana, hingga kaki ini tidak perlu pegal karena harus berlama-lama berdiri.


 Selang beberapa menit kemudian, teman-teman yang lain sudah mulai berdatangan. Termasuk m’Ali Muakhir dan t’Novi Mudakhir beserta keluarganya. Sebelum memulai jalan santai ini, kita berfoto ria dulu di Titik Nol.


 Hanya berselang beberapa meter dari titik nol, terdapat kantor harian Koran “Pikiran Rakyat”. Meski sudah seringkali melintas di sana, tapi jujur saja aku baru ngeh kalau ternyata ada sebuah mesin tik ukuran raksasa yang sengaja dipajang tepat di depan halamannya. 
Katanya sih, mesin tik itu telah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Maka dari itu, sebelum melangkah lebih jauh kita sengaja berfoto lebih dulu di tempat ini. 


 Dari halaman koran Pikiran Rakyat, kami melangkah ke Kimia Farma-Braga tempat di mana aku dan t’Tethy menunggu beberapa menit yang lalu. Kemudian, menyebrang sedikit ke arah jalan Braga, lalu berpose sebentar di depan Museum Konferensi Asia Afrika. 


 Perjalanan kembali dilanjutkan menyusuri kawasan braga, mulai dari Majestik.


Dari Majestik, kami terus melangkah melanjutkan perjalanan. Lalu berfoto sebentar di depan toko buku Jawa.


Setelah itu, kami kembali melangkah santai menyusuri jalan Braga, hingga akhirnya tiba di Landmark. Di tempat inilah, biasanya diadakan "Pameran Buku Bandung" atau "Islam Book Fair."
Sayangnya kami tidak sempat berfoto di Landmark. Mungkin, photografernya masih asyik membidik fokos lain. Nah dari Landmark, kami menyebrang sedikit ke arah kanan dan berfoto lagi ^_^


  Tanpa terasa, kami sudah tiba di depan kantor Balaikota yang berada di jalan Wastukencana. Dengan halaman yang cukup luas dan pepohan besar yang ada di sekelilingnya membuat suasana selalu menjadi sejuk setiap waktu.
Jadi wajar saja bila halaman Balaikota ini dijadikan sebagai salah satu taman kota yang ada di kota Bandung. Kami sengaja berfoto di depan pintu utama, mumpung penjaganya masih belum terlihat kembali ke posnya semula.


Mumpung hari masih pagi dan sepi, kita berfoto lagi. 

 

 
Baru kemudian, melanjutkan perjalanan menuju BIP yang tinggal selangkah lagi.




 Saking asiknya berjalan, hingga akhirnya kami sudah tiba di halaman Bandung Indah Plaza. Ternyata kita berpapasan dengan m’Firmanawaty Sutan. Rencananya dia mau nyusul kita tapi sudah keduluan, hehe…


 Rupa’a sudah ada m’Lygia dan m’Dyah Rahma menunggu. Kita langsung menuju ke lantai tiga, tempat acara berlangsung. Para paber lain sudah mulai berdatangan satu persatu. Ada Bunda Peri – Ary Nilandari, bunda Eva Nukman, m’ Anna Farida, m’Dian Onasis, m’Medya Derni yang datang jauh-jauh dari Amrik.
Ada juga mba Wylvera Windaya bersama putrinya, begitu pula dengan m’Dina Y Sulaeman juga datang bersama putrinya. Waah, Paberkids udah besar-besar dan tinggi-tinggi sekarang. Saking asyiknya bertegur sapa dan melepas kangen hingga tanpa sadar aneka jenis makanan sudah terkumpul. Termasuk Awug, sang tokoh utama dalam pesta ini.


Ngg, aku jadi bingung mau mulai mencicipi yang mana? Habis, semua makanannya bikin ngiler bin lapar :D


 Dalam setiap pesta awug, selalu dipenuhi makanan. Tanpa perlu membuka dompet ataupun merogoh saku, kita sudah bisa menikmati semua kudapan ini hingga perut kekenyangan. 



 Acara dibuka dengan pemotongan awug dan penyerahan secara simbolik kepada Bunda Peri selaku perwakilan dari Pabeland. 


Serta Kirana putri m’Dina Sulaeman selaku perwakilan dari Paberkids ^_^


 Baru kemudian, acara utama segera dimulai yakni tentang ngobrol Santai dengan tema "Antara Penulis, Blog, dan Personal Branding" bersama m’Indah Julianti Sibarani (Komunitas Emak-Emak Bloger), Ary Nilandari (Forum Penulis Bacaan Anak), Indari Mastuti (Ibu-Ibu Doyan Nulis), dan Bang Aswi (Warung Bloger).


 Pihak Sponsor memberi kenang-kenangan buat pembicara, berupa Al Qur'an Wanita "Azalia". Salah satu produk andalan dari Sygma.


Meski acara berlangsung seru, aku merasa masih ada yang kurang. Sebab cukup banyak Paber yang tidak datang, kali ini.Mulai dari pabers Jakarta seperti m’Aira Kimberly, m’Cris Oetoyo, m’Chitra Savitri, m’Fita Chakra, m’ Imran Laha, m’Sokat Rahman serta m’Shinta handini. QS Emmus yang nggak tahu lagi ngumpet di mana. Belum lagi juragan Awug k’Iwoq Albarqi masih belum kelihatan batang hitungnya.
Meski demikian, kita masih mendapat kejutan di akhir acara. Selain kedatangan tamu teman-teman dari Flp Cianjur. Kita juga kedatangan tamu dari “Saung Angkung Udjo”. Bahkan kita sempat diajarkan bagaimana cara memainkan angklung.


 Waah, seru juga ternyata bermain angkung itu!


Di penghujung acara dan sebelum berpisah, kami kembali berfoto bersama. 


Selepas acara berakhir, aku dan m’Lygia masih harus membereskan tempat. Meski makanan lain masih tersisa banyak tapi aku tak menemukan awug.
Lho, awugnya ke mana?
Kenapa awug bisa menghilang tanpa jejak? Lalu siapa yang telah membawanya pergi? Sementara orang-orang telah meninggalkan tempat acara. Ah kenapa, awug kali ini seperti Cinderella yang diam-diam meninggalkan tempat pesta?


Yup begitulah reportase Pesta Awug III. Bagaimanapun keadaannya, pesta awug selalu penuh dengan anak-anak, dorprize, makanan yang melimpah serta kegembiraan. Sampai berjumpa kembali di “Pesta Awug” berikutnya yang lebih seru dan lebih meriah lagi…
*****



Titik Nol – Bandung Indah Plaza, 25 Mei 2013

Dompet Baru

"Cieee, ada yang punya dompet baru, nih!" cetuluk Dinny yang baru tiba di kostan. "Iya, hehe... Dompet dibeliin Emih pas mu...