Rabu, 14 September 2016

Korea IT Volunteer part 3

Main sudah, mencicipi kuliner juga sudah. Tapi kalau belum menyempatkan diri jalan-jalan di kota Kembang? Rasanya, masih ada yang kurang. Padahal Bandung dikenal dengan keindahan alamnya.
Kali ini kami mengajak Bonchul Shin, cs berjalan-jalan menuju ke Taman Hutan Raya Ir H Juanda Bandung. Alasannya, pertama dekat dengan kampus. Kedua Taman Hutan Raya Ir H Juanda merupakan salah satu tempat bersejarah yang dimiliki bangsa Indonesia.
Seperti di hari minggu lainnya, lingkungan kampus kami memang menjadi salah satu bagian dari kawasan Bandung Car Free Day. Sehingga akses jalan menuju kampus cukup tersendat. Maka dari itu, kami akan cukup kesulitan untuk sampai lebih cepat di kampus seperti hari-hari biasa.
Apabila ada sebagian dari kami yang menggunakan kendaraan bermotor, dia harus datang sebelum ataupun sesudah acara Bandung Car Free Day itu berlangsung. Jika tidak, dia harus menuntun motornya dari arah atas (Simpang Dago) maupun dari arah bawah (Gazibu - jembatan Pasopati).
Begitu pula dengan teman-teman yang menggunakan kendaraan umum. Mereka juga harus turun di kedua tempat tadi. Lalu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, sambil menikmati suasana Bandung Car Free Day  yang segar dan ramai.
Nah sambil menunggu teman-teman lain yang belum datang, kami mengajak Bonchul Shin, cs berjalan-jalan di sekitar kampus. Mereka berempat terlihat cukup senang dan antusias. Hampir saja, kami kehilangan jejak mereka karena ikut berbaur diantara warga Bandung dan pengunjung Car Free Day.
Tanpa disangka, kehadiran Bonchul Shin, cs mengundang berbagai reaksi dari para pengunjung Car Free Day. Ada yang terus memperhatikan tanpa berkedip. Mungkin, dia merasa tidak percaya bisa melihat orang Korea secara langsung. Padahal biasanya dia hanya melihat orang Korea melalui tayangan K-Drama atau K-Movie di televisi.
Ada pula yang memberanikan diri menyapa mereka dengan bahasa Korea seadanya, Anyeong. Namun ada sebuah kejadian lucu yang mengundang senyum kami. Yakni ketika seorang anak kecil berlari-lari mencoba mengejar langkah kami.
Dengan nafas yang terengah-engah, dia menyodorkan pena dan selembar kertas pada Park Geon Dok. Tentu saja Park Geon Dok kebingungan, sementara dirinya tidak mengerti bahasa Indonesia sama sekali.
“Maybe, he want ask your signature,” saran Bonchul Shin
“Ooh.. My Signature?” tanya Park Geon Dok heran.
Biar begitu, dia tetap menuruti saran sahabatnya. Membubuhkan tanda tangan dengan beberapa kata berbahasa korea pada kertas tadi. Sedangkan anak itu terlihat sangat puas. Tak lama kemudian, sosoknya sudah kembali menghilang, dengan sebuah senyuman terkembang dari raut wajahnya yang menggemaskan.
Seriously, he thought I was an artist.” kelakar Park Geon Dok. Kami semua tertawa. Perjalananpun dilanjutkan kembali. Kali ini kami melewati sebuah toko sport yang sengaja membuka lapak di luar toko.
“Wait for me. Just for a minute, okey?”  Pinta Bonchul Shin.
“Please wait for me! Only a while,” katanya lagi.
“Okey. No problem,”
Dia berlari kecil meninggalkan kami, lalu ikut berbaur dengan pengunjung lain dan memilih beberapa t-shirt. Sedangkan Park Geon Dok hanya memperhatikan ulah sahabatnya.
“Ah, what he is doing?” gerutunya
Namun lama kelamaan Park Geon Dok menghampiri sahabatnya, lalu ikut memilih t-shirt juga. Ah, mereka berdua ada-ada saja. Tapi ngomong-ngomong di mana Hye Min dan Aceng? Ternyata keduanya sedang asyik mencoba kuliner khas Bandung di seberang jalan.
“Thank you, has waiting for me,” katanya senang.
“Never mind. we are happy to enjoy the atmosphere like this,” balasku
In this place,  the stuff is more cheaper. I buy two t-shirt,” ujar Bonchul Shin.
“I buy one too,” ucap Park Geon Dok tak mau kalah.
Kami kembali tertawa.
Ah senangnya bisa menikmati suasana pagi yang segar seperti ini. Sangat nyaman karena tidak ada kendaraan.
“Any moment like this in Korea?” tanyaku ingin tahu.
“Yes, we have too. But just three or four times for a year,” jawab Bonchul.
“Oh ya? In our city, Car Free Day event like this is routinely done every Monday , for many years.”
Ah how happy to be a citizen of Bandung . In addition to the comfortable atmosphere and cool, the people are also welcoming and friendly,” ucap Bonchul.
 What do you like living in Bandung,”
 “Of course. I’m want stay in here forever and became a part this city.”
“Really,”
Bonchul mengangguk pasti sambil melemparkan senyum pada kami.
******

Hari sudah semakin siang, sehingga kami putuskan untuk kembali ke kampus. Siapa tahu, teman-teman yang lain sudah menunggu. Sayangnya, belum belum ada siapa-siapa di kampus. Hingga akhirnya, kami putuskan untuk pergi ke Taman Hutan Raya Ir H Juanda saat itu juga.  


Awalnya, kami akan menyewa angkot sampai terminal Dago. Sayangnya, jarak antara  terminal Dago dengan pintu gerbang Taman Hutan Raya Ir H Juanda cukup jauh. Sehingga kami putuskan untuk menggunakan motor saja. Namun karena jumlah kami yang ganjil, tetap saja kami kebingungan untuk pergi. Hingga akhirnya diputuskan, sebagian dari kami ada yang naik angkot. Dengan catatan, siapa yang datang duluan akan menjemput kami di terminal Dago.  
Sayangnya kami terlalu asyik menikmati keadaan di sekeliling Taman Hutan Raya Ir H Juanda, hingga lupa berfoto. Aah bukan begitu, justru mereka yang terlalu asyik berfoto hingga melupakan aku yang menjadi juru foto dadakan buat mereka, ahaha.. 


Dari Taman Hutan Raya Ir H Juanda, kami lanjutkan perjalanan menuju ke Maribaya. Karena kebetulan jalurnya searah. Kami sengaja memilih berjalan kaki untuk menuju ke sana. Selain bisa menikmati pemandangan di sekeliling, kami juga bisa mengobrol santai. Sehingga kami bisa melupakan lelah selama perjalanan.



 
Suasana Maribaya yang tenang dan sejuk membuat kami betah dan tidak ingin pulang. Tanpa terasa, hari sudah semakin sore. Pantas saja badan ini sudah mulai kelelahan dan kelaparan, sudah saatnya kami pulang.
Terima kasih atas kebersamaannya. Kenangan hari ini, tidak akan terlupakan hingga kapanpun..



Bandung, Agustus 2014






Dompet Baru

"Cieee, ada yang punya dompet baru, nih!" cetuluk Dinny yang baru tiba di kostan. "Iya, hehe... Dompet dibeliin Emih pas mu...