Senin, 10 September 2012

Kelinci Noni


Cerpen

“Olly..Olly.. dimana kamu!” panggil Noni sambil terus berusaha mencari Olly.
Olly adalah boneka kelinci milik Noni. Walaupun penampilannya sudah lusuh dan telinga panjangnya yang hanya tinggal sebelah, namun Noni tetap saja sayang padanya. Hingga selalu dibawanya kemana pun dia pergi .
“Kak Didit, liat Oly nggak?” tanya Noni sedikit ragu.
“Nggak..!” jawab Didit acuh tak acuh.
“Bantuin nyari, dong!” rengek Noni lagi.
“Gak mau ah!”
“Ayolah kak, nanti jatah ice cream Noni buat kakak aja, deh!”
“Mmm, baiklah.”
Kemudian keduanya mulai mencari Olly ke sekeliling rumah. Hingga rumah terlihat berantakan. Tapi Olly masih saja belum ditemukan.
Hhh, sebenarnya kamu meletakkannya dimana?”
“Ya gak tahu. Noni lupa!”
“Mungkin, ketinggalan di rumah Pipit, waktu kamu main di sana!” duga Didit.
“Nggak. Hari ini Noni gak kemana-mana.”
Ngg…gg...
w              

Sudah cukup lama mereka mencari, hingga tak terasa hari semakin sore. Namun Olly masih juga, belum ditemukan.
Krieet….’
Tiba-tiba saja terdengar suara pintu dibuka. Tak lama kemudian, Ayah muncul sambil berucap  Assalamualaikum.”
Namun Noni dan Didit sama-sama diam. Tak seorangpun diantara mereka yang mau menjawab salam Ayah. Ayah heran. Tak biasanya, kedua anaknya bersikap aneh seperti itu
“Kok, salamnya gak dijawab. Jawab salam itu hukumnya wajib lho!” kata Ayah mengingatkan.
“Eh Noni, kenapa cemberut!” tegurnya lagi sambil membuka sepatu.
Noni diam saja  sambil menghambur ke pelukan Ayah.
“Si Olly.. hilang!” ucap Didit dengan ketus sembari berbaring di atas karpet.
“Ya sudah, nanti kita beli lagi yang baru, ya!” hibur Ayah  sambil melangkah menuju Lemari es lalu membukanya.
“Apa ini?”  tanyanya heran ketika melihat ada benda aneh yang terjatuh dari dalam frezeer.
“Mana…?” Didit penasaran dan bergegas menghampiri Ayah.
“Ooh, ini kan si Olly. Boneka yang kita cari sedari tadi.” ujar Didit.
“Jadi ini, Si Olly yang kalian cari?” tanya Ayah memastikan
Didit mengangguk mengiyakan, lalu memanggil Noni, adiknya, “Noni...Noni, kemari! Lihat si Olly udah ketemu!” serunya.
Noni menoleh. Dia jadi penasaran. Apa benar, si Olly sudah ditemukan? Tapi, bagaimana kalau Kak Didit bohong? Biasanya juga, begitu. Dia itu kan jahil, suka sekali mengelabui Noni. Ah semoga, kali ini kak Didit tak membohonginya lagi. 
Diam-diam, Noni datang menghampiri Ayah dan kak Didit. Dan benar saja. Kini, boneka itu masih tergeletak di atas meja. Namun Olly sudah tak terlihat seperti boneka kelinci lagi. Hampir seluruh bulunya dipenuhi bunga-bunga es.
 “Olly..!! Ternyata kita masih bisa bertemu!” pekik Noni girang sambil memeluk boneka itu erat-erat.
“Uuh! gara-gara dia, semua orang  sibuk dibuatnya!” gerutu Didit.
“Biarin yang penting Olly kan boneka kesayangan Noni. Kak Didit iri, kan? Gak punya boneka. We..!!” ledek Noni.
“Nggak! anak laki-laki itu gak butuh boneka.We…!” balas Didit tak mau kalah.
“Sudah - sudah! Siapa yang mau ice cream!” lerai Ayah sambil membawa beberapa cup ice cream yang sudah mulai mencair.
w              

Paris van Java, 1 Muharam 1428 H



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dompet Baru

"Cieee, ada yang punya dompet baru, nih!" cetuluk Dinny yang baru tiba di kostan. "Iya, hehe... Dompet dibeliin Emih pas mu...