Wadooh, awug
lagi? Kenapa sih, setiap kali membuka blog ini pasti selalu ada awug? Eit,
jangan salah, aku nggak bakalan alih profesi jadi tukang awug ataupun bikin pesta awug diem-diem, tanpa
ngundang temen-temen, hehe..
Nah dalam
kesempatan ini, Awug sengaja
dipersiapkan untuk menyambut kedatangan teman-teman KIV (Korea IT Volunteer) yang sengaja datang jauh-jauh dari negeri Ginseng
sana hanya untuk berkunjung ke Bandung.
Hanya saja,
aku sengaja memilih Awug sebagai icon dari makanan tradisional khas Sunda.
Sebenarnya, bukan
hanya awug saja yang kami sediakan. Masih ada cendol, comro, dodol, tahu
sumedang, tempe mendoan, keripik, dll. Namun semuanya udah keburu abis, sebelum
aku abadikan di sini :D
Sebenarnya, kegiatan tersebut telah menjadi agenda rutin di kampus kami.
Karena NIA dan ST INTEN telah mengadakan
kerjasama di bidang pendidikan dan kebudayaan. Setiap tahunnya, NIA mengirim
utusannya untuk datang ke ST INTEN Bandung untuk berbagi ilmu dan pengetahuan
mengenai IT dan budaya Korea, begitu pula sebaliknya.
Di mana pada
tahun 2014 ini, sudah
memasuki tahun ke empat. Saat itu, ada empat
orang yang datang. Yakni Bong Chul Shin (Aep), Jung Hyemin (Iis), Kang Sang Uk
(Aceng) dan Park Keun Doek (Tatang). Kami memang sengaja memberi nama panggilan
khas Sunda, tanpa lupa mencantumkan 'Akang atau 'Teteh sebelumnya.
Mereka datang
dalam musim liburan semester genap, sekitar bulan Agustus. Lebih tepatnya,
mulai dari tanggal 4 hingga 27 Agustus 2014 atau bertepatan dengan liburan
musim panas di Korea sana.
Selama satu bulan penuh, kami mempelajari Adobe
Photoshop, Adobe Flash, Visual Basic, dan Microsoft Excel dan
kebudayaan Korea. Termasuk permainan tradisional serta kulinernya. Di luar
dugaan, ternyata banyak
permainan tradisional Korea yang yang serupa dengan permainan saat
kita kecil dulu.
Berikut ini, ada beberapa permainan tradisional korea,
yang sempat kami mainkan:
1)
Ddakji
Ddakji adlah
permainan tadisional dengan menggunakan kertas yang dilipat hingga menjadi
sebuah kartu atau lempengan. Permainan
ini dapat dimainkan oleh dua orang atau lebih, di mana setiap orang harus
memiliki Ddakji-nya sendiri.
Cara memainkannya yakni dengan membanting Ddakji yang kita miliki ke arah Ddakji lawan, sehingga Ddakji lawan
terbalik dari satu sisi ke sisi yang lain.
Nah, kalau sedang kesel atau marah sangat cocok untuk
memainkan permainan ini. Karena
bisa membanting Ddakji,
dengan sepuas hati dan kekuatan penuh :)
2)
Gaeguli
Seperti permainan
kertas lipat (origami) tapi berbentuk kodok
kertas. Cara memainkannya, pemain harus membuat kodok miliknya
melompat hingga finish. Siapa yang paling cepat, dialah pemenangnya.
Permainannya cukup simple, bukan?
3)
Gonggi
Nori
Gonggi Nori merupakan permainan popular bagi anak-anak di
Korea. Bukan hanya anak perempuan saja yang memainkannya. Anak laki-lakipun tak
kalah mahirnya.
Awalnya, permainan
ini menggunakan lima atau lebih batu
kerikil. Nah batu-batu yang digunakan itu sering disebut gonggitdol yang berarti batu gonggi. Namun pada saat ini sudah
menggunakan batu plastik berwarna-warni.
Adapun cara
memainkannya, hampir sama dengan permainan yaitu bola
bekel. Hanya saja, Gonggi Nori tidak menggunakan bola seperti
bola bekel.
4) Jegichagi
Jegichagi adalah
permainan tradisional Korea yang dimainkan di luar ruangan, karena permainan
ini menggunakan kaki. Kalau kita amati,
Jegi itu tampak seperti shuttlecock bulutangkis.
Permainan ini biasa di mainkan
di musim dingin, terutama pada Tahun Baru
Imlek.
Cara memainkannya adalah pemain akan menendang Jegi ke
udara dan terus menendang untuk mencegahnya jatuh ke tanah. Nah, pemain yang
paling banyak menendang Jegi tanpa jatuh akan menjadi pemenangnya.
5) Yut
Nori
Yut adalah permaianan keluarga yang sering dimainkan
saat festival. Yut Nori telah popular di Korea selama ribuan tahun. Anak-anak
di Korea memainkan permainan tradisional ini pada Tahun Baru Imlek dan bulan
Purnama pertama.
Permainan ini melibatkan empat orang pemain atau tim.
Cara memainkannya, dengan cara melemparkan tongkat di udara untuk giliran
masing-masing tim.
Sebenarnya lebih mirip permainan ular tangga yang ada di
Indonesia. Hanya saja permainan ular tangga menggunakan dadu untuk mengundi.
Sedangkan Yut Nori menggunakan tongkat.
Korea IT
Volunteer merupakan moment langka
yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Selain mendapat kesempatan untuk belajar bahasa Korea dari orang Koreanya
langsung, kami juga dapat memainkan permainan tradisional Korea bersama mereka. Seru banget, kan? Kapan lagi bisa seperti ini : D
Sebenarnya bukan itu saja keseruan Korea IT Volunteer
2014. Acara kuliner dan jalan-jalan juga
tak kalah serunya. Maka dari itu, ikuti
terus liputannya yang hanya ada di kampusku, ST INTEN. (bersambung...)
Bandung, Agustus 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar