Minggu, 08 Maret 2015

Korea IT Volunteer part 1



Wadooh, awug lagi?  Kenapa sih, setiap kali membuka blog ini pasti selalu ada awug? Eit, jangan salah, aku nggak bakalan alih profesi jadi tukang awug  ataupun bikin pesta awug diem-diem, tanpa ngundang temen-temen, hehe.. 
Nah dalam kesempatan ini, Awug  sengaja dipersiapkan untuk menyambut kedatangan teman-teman KIV  (Korea IT Volunteer)  yang  sengaja datang jauh-jauh dari negeri Ginseng sana hanya untuk berkunjung ke Bandung.
Hanya saja, aku  sengaja memilih Awug sebagai icon dari makanan tradisional khas Sunda.  Sebenarnya, bukan hanya awug saja yang kami sediakan. Masih ada cendol, comro, dodol, tahu sumedang, tempe mendoan, keripik, dll. Namun semuanya udah keburu abis, sebelum aku abadikan di sini  :D 
Sebenarnya,  kegiatan  tersebut telah menjadi agenda rutin di kampus kami. Karena  NIA dan ST INTEN telah mengadakan kerjasama di bidang pendidikan dan kebudayaan. Setiap tahunnya, NIA mengirim utusannya untuk datang ke ST INTEN Bandung untuk berbagi ilmu dan pengetahuan mengenai IT dan budaya Korea, begitu pula sebaliknya.
Di mana pada tahun 2014 ini, sudah memasuki tahun ke empat.  Saat itu, ada empat orang yang datang. Yakni Bong Chul Shin (Aep), Jung Hyemin (Iis), Kang Sang Uk (Aceng) dan Park Keun Doek (Tatang). Kami memang sengaja memberi nama panggilan khas Sunda, tanpa lupa mencantumkan 'Akang atau 'Teteh sebelumnya. 
Mereka datang dalam musim liburan semester genap, sekitar bulan Agustus. Lebih tepatnya, mulai dari tanggal 4 hingga 27 Agustus 2014 atau bertepatan dengan liburan musim panas di Korea sana.
Selama satu bulan penuh, kami mempelajari Adobe Photoshop, Adobe Flash, Visual Basic, dan Microsoft Excel  dan kebudayaan Korea. Termasuk permainan tradisional serta kulinernya. Di luar dugaan, ternyata banyak permainan tradisional Korea yang  yang serupa dengan permainan saat kita kecil dulu.
Berikut ini, ada beberapa permainan tradisional korea, yang sempat kami mainkan:

1)       Ddakji
Ddakji adlah permainan tadisional dengan menggunakan kertas yang dilipat hingga menjadi sebuah kartu atau lempengan.  Permainan ini dapat dimainkan oleh dua orang atau lebih, di mana setiap orang harus memiliki Ddakji-nya sendiri.
Cara memainkannya yakni dengan membanting Ddakji yang kita miliki ke arah Ddakji lawan, sehingga Ddakji lawan terbalik dari satu sisi ke sisi yang lain.
Nah, kalau sedang kesel atau marah sangat cocok  untuk  memainkan permainan ini. Karena  bisa membanting Ddakji, dengan  sepuas hati dan  kekuatan penuh  :)
 
2)     Gaeguli 
Seperti  permainan kertas lipat (origami) tapi berbentuk kodok kertas. Cara memainkannya, pemain harus membuat kodok miliknya melompat hingga finish. Siapa yang paling cepat, dialah pemenangnya. Permainannya cukup simple, bukan? 



3)     Gonggi Nori
 Gonggi Nori merupakan permainan popular bagi anak-anak di Korea. Bukan hanya anak perempuan saja yang memainkannya. Anak laki-lakipun tak kalah mahirnya.
Awalnya,  permainan ini  menggunakan lima atau lebih batu kerikil. Nah batu-batu yang digunakan itu sering disebut  gonggitdol  yang berarti  batu gonggi. Namun pada saat ini sudah menggunakan batu plastik berwarna-warni.
Adapun cara memainkannya, hampir sama dengan permainan yaitu bola bekel. Hanya saja, Gonggi Nori tidak menggunakan bola seperti bola bekel. 


4)     Jegichagi
Jegichagi  adalah permainan tradisional Korea yang dimainkan di luar ruangan, karena permainan ini  menggunakan kaki. Kalau kita amati, Jegi itu tampak seperti shuttlecock  bulutangkis. 
Permainan ini biasa di mainkan di musim dingin, terutama pada Tahun Baru  Imlek.
Cara memainkannya adalah pemain akan menendang Jegi ke udara dan terus menendang untuk mencegahnya jatuh ke tanah. Nah, pemain yang paling banyak menendang Jegi tanpa jatuh akan menjadi pemenangnya.

5)     Yut Nori
Yut  adalah  permaianan keluarga yang sering dimainkan saat festival. Yut Nori telah popular di Korea selama ribuan tahun. Anak-anak di Korea memainkan permainan tradisional ini pada Tahun Baru Imlek dan bulan Purnama pertama.
Permainan ini melibatkan empat orang pemain atau tim. Cara memainkannya, dengan cara melemparkan tongkat di udara untuk giliran masing-masing tim.
Sebenarnya lebih mirip permainan ular tangga yang ada di Indonesia. Hanya saja permainan ular tangga menggunakan dadu untuk mengundi. Sedangkan Yut Nori menggunakan tongkat. 


Korea IT Volunteer merupakan moment  langka yang  tidak boleh dilewatkan begitu saja. Selain mendapat kesempatan untuk belajar bahasa Korea dari orang Koreanya langsung, kami juga dapat memainkan permainan tradisional Korea  bersama mereka.  Seru banget, kan?  Kapan lagi bisa seperti ini  : D
Sebenarnya  bukan itu saja keseruan Korea IT Volunteer 2014.  Acara kuliner dan jalan-jalan juga tak kalah serunya.  Maka dari itu, ikuti terus liputannya yang hanya ada di kampusku, ST INTEN.  (bersambung...)

                                                                    
                                                                                                                     


                                                                                                                     Bandung, Agustus 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dompet Baru

"Cieee, ada yang punya dompet baru, nih!" cetuluk Dinny yang baru tiba di kostan. "Iya, hehe... Dompet dibeliin Emih pas mu...