Sejak
semalam, hujan masih terus mengguyur kawasan Bandung dan sekitanya. Begitu pun dengan
pagi ini, meski hujan baru saja berhenti. Namun hawa dingin yang menusuk tulang
serta kabut yang masih membalut seputaran kota kembang membuat orang-orang
merasa enggan untuk memulai aktifitasnya. Apalagi sampai keluar rumah. Begitu pula
denganku. Ingin rasanya menarik selimut hangat lalu kembali tertidur
lelap.
Namun
pagi ini, ada agenda yang sudah menanti. Yup pagi ini, 25 Mei 2013 Forum
Penulis Bacaan Anak akan kembali menggelar "Pesta Awug." Sebuah
acara tahunan dalam memperingati Ulang Tahunnya yang ketiga. Jadi, lupakan
malas dan segera meluncur ke TKP.
Dalam
event kali ini, Forum Penulis Bacaan Anak bekerjasama dengan Ibu-Ibu Doyan
Nulis mengusung tema "Cerita 3
Titik" mulai pukul 08.00-13.00 WIB. Ada
jalan santai mulai dari titik nol Bandung hingga ngobrol santai "Antara Penulis,
Blog, dan Personal Branding" di Lantai tiga Bandung Indah Plaza.
Seperti
yang sudah diagendakan, kami diminta berkumpul di Titik Nol. Di manakah
itu? Titik Nol kota Bandung terletak di pusat kota, tepatnya di Jalan Asia
Afrika. Hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari alun-alun kota Bandung.
Lebih
tepatnya berada di depan sebuah Hotel bergaya Art Deco, Savoy Homann Bidakara.
Hotel Savoy Homann ini merupakan hotel tertua di kota Bandung. Presiden RI
pertama Ir. Soekarno dan Komedian Dunia Charlie Chaplin pernah singgah ke
tempat ini.
Titik
Nol ini ditandai oleh sebuah monumen kecil setinggi kurang lebih satu meter
ini, banyak menyimpan sejarah panjang pembangunan kota Bandung. Titik Nol juga
merupakan tempat di mana Daendels menancapkan tongkatnya dan meminta untuk
segera membangun kota ini. Oleh karena itu, titik nol masih dianggap sebagai titik pusat
pembangunan Bandung.
Ternyata
cuaca mendung, cukup membawa berkah. Jalan Asia Afrika yang biasanya tak pernah
lepas dari kemacetan, saat ini benar-benar sepi dan lengang. Hingga aku tak
memerlukan waktu yang lama untuk tiba di tempat tujuan. Hhh, andai saja setiap hari seperti ini.
Rupanya
sudah ada t’Tethy Ezokanzo bersama Thariq putranya sudah menunggu. Kami
sengaja menunggu di toko Kimia Farma - Braga. Kebetulan ada bangku di
sana, hingga kaki ini tidak perlu pegal karena harus berlama-lama berdiri.
Selang
beberapa menit kemudian, teman-teman yang lain sudah mulai berdatangan.
Termasuk m’Ali Muakhir dan t’Novi Mudakhir beserta keluarganya. Sebelum memulai
jalan santai ini, kita berfoto ria dulu di Titik Nol.
Hanya
berselang beberapa meter dari titik nol, terdapat kantor harian Koran “Pikiran
Rakyat”. Meski sudah seringkali melintas di sana, tapi jujur saja aku
baru ngeh kalau ternyata ada sebuah mesin tik ukuran raksasa yang sengaja dipajang
tepat di depan halamannya.
Katanya
sih, mesin tik itu telah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Maka dari itu, sebelum
melangkah lebih jauh kita sengaja berfoto lebih dulu di tempat ini.
Dari halaman
koran Pikiran Rakyat, kami melangkah ke Kimia Farma-Braga tempat di mana aku
dan t’Tethy menunggu beberapa menit yang lalu. Kemudian, menyebrang sedikit ke
arah jalan Braga, lalu berpose sebentar di depan Museum Konferensi Asia
Afrika.
Perjalanan
kembali dilanjutkan menyusuri kawasan braga, mulai dari Majestik.
Dari
Majestik, kami terus melangkah melanjutkan perjalanan. Lalu berfoto sebentar di
depan toko buku Jawa.
Setelah
itu, kami kembali melangkah santai menyusuri jalan Braga, hingga akhirnya tiba
di Landmark. Di tempat inilah, biasanya diadakan "Pameran Buku
Bandung" atau "Islam Book Fair."
Sayangnya
kami tidak sempat berfoto di Landmark. Mungkin, photografernya masih asyik
membidik fokos lain. Nah dari Landmark, kami menyebrang sedikit ke arah kanan
dan berfoto lagi ^_^
Tanpa
terasa, kami sudah tiba di depan kantor Balaikota yang berada di jalan Wastukencana.
Dengan halaman yang cukup luas dan pepohan besar yang ada di sekelilingnya
membuat suasana selalu menjadi sejuk setiap waktu.
Jadi
wajar saja bila halaman Balaikota ini dijadikan sebagai salah satu taman kota
yang ada di kota Bandung. Kami sengaja berfoto di depan pintu utama, mumpung penjaganya
masih belum terlihat kembali ke posnya semula.
Mumpung
hari masih pagi dan sepi, kita berfoto lagi.
Baru
kemudian, melanjutkan perjalanan menuju BIP yang tinggal selangkah lagi.
Saking
asiknya berjalan, hingga akhirnya kami sudah tiba di halaman Bandung Indah
Plaza. Ternyata kita berpapasan dengan m’Firmanawaty Sutan. Rencananya dia mau
nyusul kita tapi sudah keduluan, hehe…
Rupa’a
sudah ada m’Lygia dan m’Dyah Rahma menunggu. Kita langsung menuju ke lantai
tiga, tempat acara berlangsung. Para paber lain sudah mulai berdatangan satu
persatu. Ada Bunda Peri – Ary Nilandari, bunda Eva Nukman, m’ Anna Farida, m’Dian
Onasis, m’Medya Derni yang datang jauh-jauh dari Amrik.
Ada
juga mba Wylvera Windaya bersama putrinya, begitu pula dengan m’Dina Y Sulaeman
juga datang bersama putrinya. Waah, Paberkids udah besar-besar dan tinggi-tinggi
sekarang. Saking
asyiknya bertegur sapa dan melepas kangen hingga tanpa sadar aneka jenis makanan
sudah terkumpul. Termasuk Awug, sang tokoh utama dalam pesta ini.
Ngg,
aku jadi bingung mau mulai mencicipi yang mana? Habis, semua makanannya bikin
ngiler bin lapar :D
Dalam setiap pesta awug, selalu dipenuhi makanan. Tanpa perlu membuka dompet ataupun merogoh saku, kita sudah bisa menikmati semua kudapan ini hingga perut kekenyangan.
Acara dibuka dengan pemotongan
awug dan penyerahan secara simbolik kepada Bunda Peri selaku perwakilan dari
Pabeland.
Serta Kirana putri m’Dina Sulaeman selaku perwakilan dari Paberkids ^_^
Baru kemudian, acara utama segera dimulai
yakni tentang ngobrol Santai dengan tema "Antara
Penulis, Blog, dan Personal Branding" bersama m’Indah Julianti Sibarani (Komunitas
Emak-Emak Bloger), Ary Nilandari (Forum
Penulis Bacaan Anak), Indari Mastuti (Ibu-Ibu
Doyan Nulis), dan Bang Aswi (Warung
Bloger).
Pihak Sponsor memberi kenang-kenangan buat pembicara, berupa Al Qur'an Wanita "Azalia". Salah satu produk andalan dari Sygma.
Meski acara berlangsung
seru, aku merasa masih ada yang kurang. Sebab cukup banyak Paber yang tidak datang,
kali ini.Mulai dari
pabers Jakarta seperti m’Aira Kimberly, m’Cris Oetoyo, m’Chitra Savitri, m’Fita
Chakra, m’ Imran Laha, m’Sokat Rahman serta m’Shinta handini. QS Emmus yang nggak tahu lagi ngumpet di mana. Belum lagi juragan
Awug k’Iwoq Albarqi masih belum kelihatan batang hitungnya.
Meski demikian,
kita masih mendapat kejutan di akhir acara. Selain kedatangan tamu
teman-teman dari Flp Cianjur. Kita juga kedatangan tamu dari “Saung Angkung
Udjo”. Bahkan kita sempat diajarkan bagaimana cara memainkan angklung.
Waah,
seru juga ternyata bermain angkung itu!
Di penghujung acara dan sebelum
berpisah, kami kembali berfoto bersama.
Selepas acara berakhir, aku dan m’Lygia
masih harus membereskan tempat. Meski makanan lain masih tersisa banyak tapi
aku tak menemukan awug.
Lho,
awugnya ke mana?
Kenapa awug bisa menghilang tanpa
jejak? Lalu siapa yang telah membawanya pergi? Sementara orang-orang telah meninggalkan
tempat acara. Ah kenapa, awug kali ini seperti Cinderella yang diam-diam
meninggalkan tempat pesta?
Yup begitulah reportase Pesta Awug
III. Bagaimanapun keadaannya, pesta awug selalu penuh dengan anak-anak,
dorprize, makanan yang melimpah serta kegembiraan. Sampai berjumpa kembali di “Pesta
Awug” berikutnya yang lebih seru dan lebih meriah lagi…
*****